Tuesday, 29 June 2010

The Police

The Police didirikan oleh pemain drum kelahiran Amerika Serikat, Stewart Copeland pada awal tahun 1977. Setelah band Curved Air miliknya bubar, Copeland berkeinginan mendirikan grup trio baru dan meramaikan dunia musik punk London. Pemain bass merangkap vokalis Sting dan gitaris Henry Padovani mulai berlatih bersama Copeland pada bulan Januari 1977. Mereka merekam singel pertama The Police, "Fall Out"/"Nothing Achieving" pada bulan berikutnya. Kedua lagu ditulis dan diproduksi oleh Copeland (sisi B ditulis bersama kakak laki-lakinya Ian Copeland). Lagu-lagu awal mereka umumnya digolongkan sebagai punk rock. Meskipun demikian, Allmusic Guide membantah bahwa penggolongan tersebut hanya benar bila istilah punk "dipakai dalam konotasi yang paling longgar". The Police memainkan "musik pop/rock dengan tambahan reggae yang dimainkan seperti punk" dan memiliki "semangat punk", namun "bukan benar-benar punk". Dari Maret hingga April 1977, The Police tampil sebagai atraksi pembuka Cherry Vanilla dan Wayne County & the Electric Chairs. Pada Mei 1977, mantan anggota bandGong, Mike Howlett mengajak Sting dan Andy Summers (mantan gitaris Eric Burdon and the Animals) untuk mendirikan band Strontium 90dengan maksud sebagai proyek reuni band Gong. Howlett berkeinginan mengajak pemain drum Chris Cutler, namun Cutler berhalangan. Sebagai gantinya, Sting mengajak Stewart Copeland. Strontium 90 mereka beberapa trek demo di Virtual Earth Studios, dan tampil dalam konser reuni Gong di Paris, 28 Mei 1977. Sebuah album berisi beberapa lagu hasil rekaman di studio dan lagu rekaman konser (termasuk versi pertama "Every Little Thing She Does Is Magic") dirilis 20 tahun kemudian pada tahun 1997 dengan nama Strontium 90: Police Academy. Mereka berempat juga manggung di klub-klub London dengan memakai nama "The Elevators" pada Juli 1977.

Pada bulan Juli 1977, Copeland, Sting, Padovani, dan Summers mulai tampil dengan nama The Police. Kemampuan bermain gitar Padovani yang relatif terbatas membuat kariernya bersama The Police tidak bertahan lama. Tidak lama setelah batalnya sesi rekaman dengan produser John Cale pada 10 Agustus 1966, Padovani keluar, dan Summers menjadi satu-satunya gitaris The Police. Formasi Copeland, Sting, dan Summers bertahan hingga akhir sejarah The Police. Sting membuktikan dirinya sebagai pencipta lagu yang andal. Pengalaman sebagai guru bahasa Inggris di sekolah menengah membuat lirik-lirik lagu yang ditulis Sting memiliki muatan sastra. Album mereka berikutnya, Ghost in the Machine mendapat insipirasi dari tulisan-tulisan Arthur Koestler, dan lagu-lagu dalam albumSynchronicity dipengaruhi pemikiran Carl Jung. Lirik "Tea in the Sahara" dari album Synchronicity memperlihatkan pengaruh dari Paul Bowles. The Police dan The Clash termasuk di antara band kulit putih pertama yang mengadopsi reggae sebagai bentuk musik yang dominan, dan mencetak hit internasional dengan lagu yang dipengaruhi irama reggae. Walaupun ska dan reggae sudah populer di Britania Raya, kedua irama tersebut tidak banyak dikenal di Amerika Serikat atau negara-negara lain. Sebelum munculnya The Police, hanya sedikit lagu-lagu reggae yang pernah masuk ke tangga lagu, misalnya Eric Clapton yang membawakan ulang "I Shot the Sheriff" (1974) dari Bob Marley, dan "Mother and Child Reunion" dari Paul Simon. Penampilan dengan rambut pirang yang merupakan ciri khas The Police bermulai dari ketidaksengajaan pada bulan Februari 1978. Ketika itu mereka sedang tidak punya uang, dan menurut saja ketika diminta membintangi iklan televisi permen karetWrigley's Spearmint dengan syarat rambut mereka mau disemir pirang.

The Police menyelesaikan album pertama mereka, Outlandos d'Amour dengan penuh kesulitan. Selain bujet mereka kecil, mereka juga tidak punya manajer dan kontrak rekaman. Miles Copeland III kakak tertua Stewart Copeland mendengar lagu "Roxanne" yang dinyanyikan band adiknya, dan membantu The Police untuk mendapatkan kontrak rekaman dengan A&M Records. Singel "Roxanne" awalnya sudah diedarkan pada tahun 1978, namun ketika dirilis kembali pada tahun 1979, The Police mulai dikenal secara luas di Britania Raya. Di beberapa negara lainnya, "Roxanne" juga cukup menjadi lagu hit, terutama di Australia. Mereka kemudian diminta bermain di klub CBGB di New York, dan mengadakan mengadakan pertunjukan keliling yang melelahkan di Amerika. Sarana transportasi mereka di Amerika adalah mobil van Ford Econoline yang mereka kendarai sendiri, termasuk untuk mengangkut peralatan band mereka. Pada Oktober 1979, mereka merilis album kedua Reggatta de Blanc yang laris di seluruh Eropa. Album ini menduduki puncak tangga lagu Inggris selama empat minggu, dan menghasilkan singel nomor satu di Britania Raya, "Message in a Bottle" dan "Walking on the Moon". Lagu instrumental Reggatta de Blancjuga memenangi Grammy Award untuk Penampilan Rock Instrumental Terbaik.

Pada Maret 1980, The Police melakukan tur keliling dunia yang pertama. Mereka bermain di Mexico City, Bombay, dan Mesir yang jarang menjadi tuan rumah konser grup musik asing. Pada bulan Mei, A&M merilis paket singel yang diberi judul "Six Pack (The Police)" di Britania Raya. Paket tersebut terbilang mahal, berisi lima singel The Police yang direkam A&M (tidak termasuk "Fall Out"), lengkap dengan sampul-sampul singel orisinal ditambah versi mono lagu "The Bed's Too Big Without You" dari album Reggatta De Blanc, ditambah versi konser "Truth Hits Everybody" dari album Outlandos d'Amour. Di tangga lagu Britania Raya, "Six Pack" sampai hingga peringkat ke-17. Menurut peraturan tangga lagu yang dikeluarkan di kemudian hari, "Six Pack" digolongkan sebagai album dan bukan singel. Setelah mendapat tekanan dari perusahaan rekaman untuk merilis album baru dan melakukan konser keliling, The Police merilis album ketiga, Zenyatta Mondatta pada musim gugur 1980. Album ini menghasilkan singel nomor satu di Britania yang ketiga bagi mereka, "Don't Stand So Close to Me". Lagu lainnya, "De Do Do Do, De Da Da Da" juga masuk tangga lagu di Amerika Serikat. Dalam wawancara di kemudian hari, Sting menyatakan bahwa ia menyesal telah membuat album rekaman secara tergesa-gesa. Lagu instrumental "Behind My Camel" yang diciptakan Andy Summers menghasilkan penghargaan Grammy untuk Penampilan Rock Instrumental Terbaik. Lagu " Don't Stand So Close to Me" memenangi Grammy untuk Penampilan Vokal Rock Terbaik untuk Duo atau Grup.

Ketika The Police berada di puncak kesuksesan, Sting telah menjadi bintang idola, dan juga berkarier di bidang akting. Penampilan pertamanya adalah sebagai Ace Face dalam film Quadrophenia yang merupak an versi film dari opera rock The Who, diikuti peran sebagai montir penggemar musik Eddie Cochran dalam film Radio On karya Chris Petit. Dia juga memainkan tokoh Feyd Rautha dalam film Dune, dan sebagai prajurit yang dieksekusi karena terlalu berani dalam The Adventures of Baron Munchausen. Sejalan dengan naiknya ketenaran Sting, hubungannya dengan Stewart Copeland mulai memburuk. Kemitraan mereka makin dipertegang oleh publisitas dan ketenaran di seluruh dunia, pertentangan ego, dan kesuksesan finansial mereka. Sementara itu, Sting dan Summers keduanya sama-sama gagal dalam pernikahan mereka. Sting mendapat pasangan baru, Trudie Styler yang kemudian dinikahinya. Walaupun telah mendapat seorang anak laki-laki bernama Andrew Jr. hasil hubungan singkatnya dengan wanita lain , Summers kembali menikah dengan Kate istri keduanya.

Album keempat The Police, Ghost in the Machine diproduksi bersama Hugh Padgham, dan dirilis pada tahun 1981. Album ini mengetengahkan bunyi instrumen yang lebih tebal dan permainan saksofon. Singel-singel yang berhasil menjadi nomor satu adalah "Every Little Thing She Does Is Magic", "Invisible Sun", dan "Spirits in the Material World". Kesepakatan mengenai gambar sampul tidak kunju ng didapat di antara mereka, dan tiga piktogram "digital" merah dengan latar belakang hit am yang dimaksudkan sebagai gambar kepala ketiga anggota The Police. Pada tahun 1980-an, Sting dan Andy Summers melakukan penghindaran pajak dengan pindah ke Irlandia (Sting ke Roundstone di Galway, dan Summers ke Kinsale di County Cork), sedangkan Stewart yang berkewarganegaraan Amerika, tetap tinggal di Inggris. The Police beristirahat pada tahun 1982 ketika Sting mengejar karier akting, bermain bersama Denholm Elliot dan Joan Plowright d alam film arahan Richard Loncraineyang diangkat dari sandiwara Dennis Potter, Brimstone and Treacle. Sting secara solo juga menghasilkan satu hit di Britania dengan lagu tema film, "Spread A Little Happiness" (yang diperdengarkan dalam film Brimstone and Treacle bersama tiga lagu baru The Police). Summers juga ikut berkarier solo dengan merekam album solo pertamanya bersama Robert Fripp, I Advance Masked.

The Police merilis album terakhir mereka, Synchronicity pada tahun 1983. Album ini berisi lagu "Every Breath You Take", " Wrapped Around Your Finger", "King of Pain", dan "Synchronicity II". Tur keliling Synchronicity dimulai dari Chicago, Illinois pada bulan Juli 1983 di stadion bisbol Comiskey Park yang lama, dan berakhir di Melbourne, Australia pada bulan Maret 1984 di Melbourne Showgrounds. Tur menampilkan lima band, termasuk Simple Minds, Flock of Seagulls, The Fixx, Joan Jett and the Blackhearts, dan ditutup oleh The Police sebagai atraksi puncak. Penampilan Sti ng mencolok dengan rambutnya yang berwarna oranye (seperti penampilannya dalam film fiksi ilmiah Dune), pakaian yang robek-robek, dan unsur-unsur visual dari musik video mereka yang dibawa ke atas panggung. Anggota The Police juga melengkapi diri mereka dengan alat-alat baru (Stewart Copeland dengan perkusi tambahan, Andy Summers dengan tambahan gitar synt hesizer), serta dihadirkannya penyanyi latar berjubah untuk dukungan vokal dalam "Tea In The Sahara". Kecuali "King of Pain", singel dari Synchronicity masing-masing dibuatkan vid eo musiknya di bawah pengarahan Godley & Creme.

Album Synchronicity sampai ke urutan nomor satu tangga album Britania dan Amerika Serikat. Di Britania bertahan hanya dua minggu, namun album ini di Amerika Serikat bertahan hingga 17 minggu di urutan nomor satu. Album Synchronicity dinominasikan sebagai penerima Grammy kategori Album Terbaik, tapi dikalahkan album Thriller dari Michael Jackson. Dalam Grammy tahun 1984, The Police berhasil mengalahkan Michael Jackson dalam satu kategori. "Every Breath You Take" mengalahkan "Billie Jean" sebagai Lagu Terbaik. Lagu "Every Breath You Take" juga memenangi Grammy untuk Penampilan Pop Terbaik oleh Duo atau Grup Disertai Vokal, sementara "Synchronicity II" memenangi Grammy untuk Penampilan Rock Terbaik oleh Duo atau Grup Disertai Vokal. American Video Award kategori video Grup Terbaik juga dimenangi oleh "Every Breath You Take". Lagu yang sama meraih dua Ivor Novello Awards untuk Lagu dengan Musik Terbaik dan Karya dengan Penampilan Terbaik. Pada tahun 1983, Stewart Copeland menulis musik film untuk Rumble Fish yang disutradarai dan diproduksi oleh Francis Ford Coppola dari novel S.E. Hinton . Sebuah lagu dari album musik tema film tersebut, "Don't Box Me In (theme From Rumble Fish)" diedarkan oleh A&M Records. Lagu tersebut adalah hasil kerja sama antara Copeland dan penyanyi/pencipta lagu Stan Ridgway pimpinan Wall of Voodoo.

Setelah tur Synchronicity berakhir pada Maret 1984, The Police bubar, dan masing-masing anggota band melanjutkan karier solo mereka. Pada bulan Juni 1986, mereka berkumpul kembali untuk melakukan tiga kali konser A Conspiracy of Hope Tour untuk Amnesty International. Pada Juli tahun itu juga, The Police dalam keadaan tegang melakukan reuni singkat di studio untuk merekam ulang lagu “Don’t Stand So Close to Me” dan “De Do Do Do, De Da Da Da” dalam versi lembut. Lagu “Don’t Stand So Close to Me” dirilis bulan Oktober 1986 sebagai singel terakhir mereka “Don’t Stand So Close To Me ‘86” yang merupakan (rekaman ulang versi asli tahun 1980), dan dimasukkan ke dalam album kompilasi Every Breath You Take: The Singles (urutan 25 tangga album Britania). Ketika itu Sting jelas-jelas tidak ada niat untuk meneruskan The Police. Ia telah merilis album di bawah pengaruh jazz, The Dream of the Blue Turtles sebagai album solo perdana yang sukses pada tahun 1985.

Pada tahun 1992, Sting menikahi Trudie Styler. Summers dan Copeland diundang ke upacara pernikahan dan resepsi. Tamu pesta pernikahan yang menyadari ketiga anggota The Police hadir memaksa ketiganya untuk bermain. Mereka akhirnya membawakan "Roxanne" dan "Message in a Bottle". Copeland mengatakan kemudian bahwa "setelah sekitar tiga menit, mereka menjadi 'satu' lagi." Masih pada tahun 1992, Andy Summers bekerja sebentar sebagai direktur musik untuk acara "Dennis Miller Show" yang tidak berumur panjang. Pada 10 Maret 2003, The Police diabadikan ke dalam Rock and Roll Hall of Fame, dan mereka membawakan lagu "Roxanne", "Message In a Bottle", dan "Every Breath You Take" secara langsung, sebagai The Police. Lagu terakhir dibawakan bersama Steven Tyler, Gwen Stefani, dan John Mayer. Menjelang akhir lagu, Copeland merobekkan drumhead (kulit drum) pada snare drum yang dimainkannya. Ia memang dikenal senang mengencangkandrumhead untuk menghasilkan bunyi pukuan snare drum yang keras. Pada musim gugur tahun itu, Sting menerbitkan autobiografi berjudulBroken Music.

Pada tahun 2004, Henry Padovani (gitaris The Police sebelum bergabungnya Andy Summers) mengeluarkan sebuah album dengan satu lagu hasil kerja sama dengan Stewart Copeland dan Sting. Lagu tersebut merupakan reuni pertama kalinya anggota The Police yang "asli" sejak dibentuknya The Police pada tahun 1977. Masih pada tahun 2004, majalah Rolling Stone memasukkan The Police ke dalam urutan ke-70 daftar100 Artis Terbesar Sepanjang Masa. Pada tahun 2006, Stewart Copeland membuat film dokumenter (rockumentary) tentang The Police yang diberinya judul Everyone Stares: The Police Inside Out. Film dokumenter tersebut disusunnya berdasarkan film format Super-8 yang diambilnya mulai akhir 1970-an hingga awal 1980-an ketika bandnya sedang melakukan tur keliling atau rekaman di studio. Pada bulan Oktober 2006, Andy Summers menerbitkan memoar autobiografi One Train Later yang menceritakan awal kariernya dan pengalaman sebagai anggota The Police.

Awal 2007, The Police dilaporkan akan tampil dalam tur reuni untuk memperingati ulang tahun ke-30 mereka. Tur tersebut merupakan tur pertama mereka setelah bubar "terakhir kalinya" pada tahun 1986. Konser mereka bertepatan dengan dirilis ulangnya lagu-lagu lama mereka oleh Universal Music (pemilik label A&M). Pernyataan berikut diumumkan atas nama The Police oleh juru bicara Interscope Geffen A & M Records, dan diposting di situs web resi Sting: "Sehubungan dengan makin dekatnya peringatan ulang tahun ke-30 singel Police, diskusi telah berjalan untuk membahas cara memperingatinya. Meskipun kami dapat memastikan bahwa memang kami akan melakukan sesuatu yang khusus untuk menandai peristiwa ini, sejauh mana keterlibatan band masih tetap belum ditentukan."

22 Januari 2007, majalah punk Side-Line membocorkan berita bahwa The Police akan reuni untuk acaraGrammy Award, dan menambahkan lagu yang akan dibawakan adalah "Roxanne". Majalah Side-Line juga mengumumkan The Police akan memulai tur besar-besaran ke kota-kota di seluruh dunia. Majalah Billboardkemudian mengonfirmasikan rumor ini, mengutip Andy Summers yang sudah berkata sebelumnya pada tahun 2006, tentang kemungkinan bandnya dapat berlanjut pasca-Synchronicity. "Pendekatan pendekatan yang lebih rasional mestinya, 'OK, Sting, bolehlah kau pergi membuat album solo, dan mari kita kembali bersama dalam dua atau tiga tahun. Aku yakin kami dapat melakukan itu. Tentu saja kami sebenarnya bisa. Kami jelas-jelas tidak kekeringan kreativitas. Kami dapat dengan mudah terus, dan kami mungkin masih berada di sana [sebagai band]. Ini bukanlah nasib kami yang sebenarnya. Tapi akhirnya lain. Aku menyesal kami tidak pernah melakukan sebuah tur terakhir." The Police membuka acara tahunan Grammy Awards 11 Februari 2007 di Los Angeles, California dengan meneriakkan "We're The Police. And we're back!" sebelum memainkan "Roxanne". Perusahaan rekaman mereka, A&M Records mempromosikan tur reuni 2007-2008 sebagai peringatan ulang tahun ke-30 peluncuran singel pertama mereka "Roxanne" dan bukan pendirian The Police. Mereka membuka Reunion Tour pada tanggal 28 Mei 2007 di hadapan 32.000 penggemar di Vancouver untuk konser dua malam mereka yang tiketnya hampir terjual habis. Stewart Copeland dengan tajam mengkritik pertunjukan tersebut di situs web pribadinya. Media massa mengangkatnya sebagai kericuhan dalam The Police, padahal tulisan Copeland hanya dimaksudkan sebagai bercanda, dan anggota lainnya tidak menanggapi dengan serius. Henry Padovani bergabung dengan band pada di atas panggung untuk ancora terakhir dalam pertunjukan di Paris, 29 September. The Police dengan formasi berempat bersama Padovani memainkan "Next to You" dari album pertama Outlandos d'Amour. Pada bulan Oktober 2007, The Police memainkan pertunjukan terbesar dalam tur reuni mereka di hadapan 82.000 penggemar di Dublin, Irlandia. Namun rencana konser kedua mereka di Antwerpen, Belgia, 9 Oktober 2007 dibatalkan karena Sting menderita faringitis. Mereka melanjutkan tur reuni mereka pada tahun 2008 di antaranya ke Selandia Baru, Australia, Singapura, Makau, Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Norwegia, Denmark, Britania Raya, Serbia, Polandia, Argentina, dan Brasil tempat mereka konser di hadapan 75.000 penonton.

The Police dijadikan atraksi utama di festival TW Classic di Werchter, Belgia pada 7 Juni 2008. Mereka juga dijadikan pertunjukan puncak pada malam terakhir Festival Isle of Wight 15 Juni 2008, selain menjadi bintang utama di Minggu malam pada 28 Juni 2008 dalam festival musik tahunan Hard Rock Calling (sebelumnya disebut Hyde Park Calling).Pada Februari 2008, mereka mengumumkan bahwa seusai tur, The Police akan kembali dibubarkan. Menurut Sting, "Tidak akan lagi ada album baru, tidak akan ada lagi tur besar-besaran yang baru, setelah kami selesai dengan tur reuni ini, maka berakhirlah The Police."

Pertunjukan final dari tur keliling mereka diadakan pada 7 Agustus 2008 di Madison Square Garden, New York City dengan band pembuka The B-52’s. Sebelum manggung, mereka mengumumkan bahwa The Police menyumbang AS$ 1 juta kepada Wali Kota New York Michael Bloomberg untuk membantu penanaman satu juta pohon di Kota New York hingga tahun 2017. Sepanjang tur reuni, mereka sukses menjual 3,7 lembar tiket, dengan pendapatan kotor AS$358 juta, dan membuat tur mereka sebagai tur berpenghasilan terbesar nomor tiga sepanjang masa. The Police dan toko Best Buy mengumumkan pada 4 Agustus 2008 bahwa mereka akan meluncurkan album untuk para kolektor berjudul Certifiable: Live in Buenos Aires. Album koleksi ini dirilis 11 November 2008, berisi rekaman lengkap konser mereka di Buenos Aires, Argentina, dan dikemas dalam paket: 2DVD/2CD, 1 Blu-Ray Disc/2CD, dan 3 piringan hitam premium 180-gram beserta kunci berkas MP3. Di dalamnya juga berisi video bonus, termasuk video dokumenter “Better Than Therapy” karya Jordan, anak laki-laki Copeland.


Formasi

Januari 1977–Juli 1977
Juli 1977–Agustus 1977
Agustus 1977–Maret 1984
April 1984–Desember 2006 The Police dibubarkan
Januari 2007–Agustus 2008

Diskografi



sumber http://id.wikipedia.org/wiki/The_Police
website www.thepolice.com


Wednesday, 16 June 2010

DEWA 19

Dewa pertama kali dibentuk pada tahun 1986 oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya. Nama Dewa merupakan akronim dari nama mereka berempat: Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan Andra Junaidi (gitar). Mereka memiliki markas tempat berlatih di rumah Wawan di Jalan Darmawangsa Dalam Selatan No. 7, yang terletak di komplek Universitas Airlangga.

Dewa yang awalnya muncul dengan musik yang lebih pop, kemudian berubah haluan menjadi jazz setelah Erwin memperkenalkan musik jazz ke grup ini. Wawan yang merupakan penggemar berat musik rock kemudian memutuskan keluar pada tahun 1988 dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Posisi Wawan kemudian digantikan oleh Salman dan nama Dewa pun diubah menjadi Down Beat, yang diambil dari nama majalah jazz terbitan Amerika Serikat. Di kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, nama Down Beat waktu itu cukup terkenal, terutama setelah berhasil merajai panggung festival. Sebut saja Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau juara II Jarum Super Fiesta Musik.
Ketika nama Slank berkibar Wawan kembali dipanggil untuk menghidupkan Dewa, dengan mengajak pula Ari Lasso. Nama Down Beat pun berubah menjadi Dewa 19, karena waktu itu rata-rata usia personelnya 19 tahun. Kali ini, Dewa 19 hadir dengan mencampuradukkan beragam musik jadi satu: pop, rock, bahkan jazz, sehingga melahirkan alternatif baru bagi khasanah musik Indonesia saat itu.

Salah seorang teman sekelas Wawan, Harun ternyata tertarik pada konsep tersebut dan menawarkan investasi sebesar Rp 10 juta untuk memodali teman-temannya membuat master rekaman. Karena di Surabaya tidak ada studio yang memenuhi syarat, mereka terpaksa pergi hijrah ke Jakarta meskipun dengan modal yang pas-pasan. Dewa 19 menyelesaikan pembuatan master album perdana mereka di Jakarta. Setelah itu, Andra, Ari, Erwin, dan Wawan kembali ke Surabaya sementara Dhani tetap di Jakarta untuk mencari label rekaman yang bersedia mengorbitkan mereka. Dhani kemudian berkeliaran di penjuru kota Jakarta, dari satu perusahaan rekaman satu ke perusahaan rekaman lain menggunakan bus kota. Awalnya banyak perusahaan rekaman yang menolak mereka karena menganggap lagu mereka kurang menjual. Akhirnya, master rekaman Dewa 19 akhirnya dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records, yang pernah sukses melejitkan Kla Project.

Pada tahun 1992, Dewa meluncurkan album pertamanya yang bertajuk Dewa 19. Di luar dugaan album perdana mereka meledak dan laris di pasaran, sehingga Team Records yang notabene merupakan label kecil terpaksa meminta Aquarius Musikindo untuk mengabil alih produksi album ini. Album ini melahirkan singel berjudul "Kangen" dan "Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi" yang sukses mendapat tempat di hati pecinta musik Indonesia. Nama Dewa 19 pun seketika melejit di blantika musik Indonesia. Melalui album ini Dewa 19 berhasil menyabet 2 penghargaan di BASF Awards 1993, masing-masing untuk kategori "Pendatang Baru Terbaik" dan "Album Terlaris 1993".

Pada tahun 1994, Dewa 19 merilis album kedua mereka yang berjudul Format Masa Depan. Di tengah penggarapan album ini, Wawan hengkang dari Dewa 19 dan kemudian digantikan sementara oleh pemain pembantu Rere (sekarang drummer di ADA Band). Terhitung sejak 24 September 1994 Aquarius Musikindo resmi menjadi label Dewa 19 menggantikan Team Records. Album ini menelurkan singel berjudul "Aku Milikmu" dan "Tak Akan Ada Cinta Yang Lain".

Pada tahun 1995, Dewa merilis album bertajuk Terbaik Terbaik. Wong Aksan kemudian bergabung dan menempati posisi drummer. Album ini memiliki konsep musik pop rock yang dikembangkan dengan menambah unsur-unsur jazz, folk, funk dan ballad. Banyak pengamat musik meyakini bahwa inilah album terbaik yang pernah dibuat Dewa 19 yang mengukuhkan mereka sebagai salah satu grup band besar terkreatif di Indonesia. Majalah Rolling Stone edisi Desember 2007, menempatkan album ini di posisi 26 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik". Album ini melejitkan hit singel berjudul "Cukup Siti Nurbaya", "Satu Hati (Kita Semestinya)" dan lagu ballad "Cinta 'Kan Membawamu Kembali". Lewat album ini Dewa kembali meraih penghargaan BASF Awards untuk "Grup Musik Rock Terbaik", "Grup/Duo Rekaman Terbaik" serta "Tata Musik Rekaman Terbaik". Video klip "Cukup Siti Nurbaya" juga mendapat penghargaan sebagai "Video Klip Terbaik" di ajang Video Musik Indonesia. Album Terbaik Terbaik telah sukses terjual sebanyak 500.000 keping di Indonesia. Sejak album ini pula Dewa 19 mulai menggunakan istilah Baladewa untuk menyebut para penggemar fanatiknya.

Album keempat Dewa 19 yang berjudul Pandawa Lima dirilis pada tahun 1997. Melalui album ini, Dewa 19 sukses meraih 6 penghargaan di Anugerah Musik Indonesia 1997, yaitu untuk "Lagu Alternatif Terbaik", "Lagu Terbaik Umum", "Duo/Grup Alternatif Terbaik", "Album Rhythm & Blues Terbaik" serta "Cover Album Terbaik". Album ini melahirkan sejumlah hits di antaranya berjudul "Kirana" dan "Kamulah Satu-Satunya". Kedua lagu ini berhasil memenangkan penghargaan Video Musik Indonesia sebagai "Video Klip Favorit". Pandawa Lima telah sukses terjual lebih dari 800 ribu keping dan mendapat sertifikat 5x Platinum. Pada tanggal 4 Juni 1998, Wong Aksan resmi dikeluarkan dari Dewa 19 akibat permainannya yang terlalu kental dengan corak jazz. Ia digantikan oleh Bimo Sulaksono (mantan anggota Netral). Tak lama kemudian Bimo keluar dari grup ini dan bergabung dengan Bebi untuk membentuk grup Romeo.

Dewa 19 juga menghadapi masalah akibat dua personilnya, Ari Lasso dan Erwin Prasetya mengalami ketergantungan berat narkoba. Selain menghancurkan kehidupan pribadi mereka, narkoba juga melumpuhkan seluruh aktivitas Dewa 19. Berbagai tawaran manggung terpaksa ditolak dan dibatalkan karena sering pada saat manggung, Ari tampil dengan kondisi yang memprihatinkan. Album ke-5 Dewa 19 tidak pernah selesai digarap akibat jadwal rekaman yang sering ditunda. Perlahan mulai timbul konflik di tubuh Dewa 19.
Ari dan Erwin sempat diberi waktu istirahat beberapa bulan dan Dewa 19 divakumkan untuk sementara waktu. Erwin kemudian memutuskan untuk masuk rehabilitasi dan pesantren untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu. Setelah melewati waktu yang cukup lama Erwin berhasil sembuh. Sementara Ari Lasso sama sekali tak ada tanda-tanda membaik, bahkan semakin memburuk. Melihat kondisi Ari Lasso semakin mengkhawatirkan, dengan terpaksa ia dikeluarkan dari posisi vokalis Dewa 19.

Pada tahun 1999, Dewa merilis album The Best of Dewa 19, yang berisi karya-karya terbaiknya semasa Ari Lasso menjadi vokalis. Album ini memuat dua lagu baru yaitu "Elang" dan "Persembahan dari Surga". Album ini kembali meraih sukses meski tanpa sepotong promosi apapun. Setelah perilisan album ini, Dewa 19 resmi hanya tinggal 2 orang personel saja.

Elfonda Mekel (Once) yang berkenalan dengan Dhani di tahun 1997, direkrut menjadi vokalis baru Dewa 19 menggantikan Ari Lasso. Sebelumnya, Once bersama Dhani dan Andra sempat menggarap rekaman untuk film Kuldesak. Once kemudian juga mengajak temannya, Tyo Nugros bergabung dengan Dewa 19 untuk mengisi posisi drummer yang kosong.
Setelah sekian lama vakum dari blantika musik Indonesia, akhirnya pada tanggal 30 April 2000, Dewa tampil secara perdana dengan formasi baru: Ahmad Dhani (keyboard), Andra Ramadhan (gitar), Once (vokalis) dan Tyo Nugros (drumer). Kali ini Dewa 19 hadir dengan nama “Dewa” saja, tanpa embel-embel “19”.

Pada tahun 2000, Dewa merilis album kelimanya bertajuk Bintang Lima. Awalnya banyak yang pesimis dengan formasi Dewa saat itu. Namun ternyata, album Bintang Lima justru meledak di pasaran, bahkan menjadi album tersukses sepanjang karier Dewa. Dari 11 materi lagu di album tersebut, 6 di antaranya manjadi lagu favorit anak-anak muda di seantero tanah air. "Roman Picisan", "Dua Sejoli", "Risalah hati", "Separuh Nafas", "Cemburu" dan "Lagu Cinta" adalah lagu-lagu yang banyak direquest di radio-radio terkemuka di Indonesia. Dewa mengadakan tur di 36 kota untuk mempromosikan album ini sekaligus memperkenalkan formasi baru mereka. Melalui album ini, Dewa menyabet 3 penghargaan AMI Awards 2000, yaitu "Penyanyi/Group Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Roman Picisan") dan "Album Terbaik". Bintang Lima sukses terjual lebih dari 1,7 juta keping dan merupakan salah satu album terlaris di Indonesia. Total penjualan album ini (asli dan bajakan) diperkirakan mencapai 9 juta keping. Erwin Prasetya yang telah sembuh total dari narkoba kembali bergabung dengan Dewa. Album keenam Cintailah Cinta dirilis pada tanggal 5 April 2002. Album ini awalnya akan diberi judul Indera Ke-Enam, namun hanya karena pertimbangan pasar, pihak label menggantinya menjadi Cintailah Cinta. Album ini pun kembali mendulang sukses album Bintang Lima. Sebelum resmi dirilis di pasaran album ini bahkan telah laris sebanyak 200.000 keping. Total penjualan album ini telah mencapai lebih 1,04 juta keping. Pada ajang AMI Awards 2002, Dewa berhasil membawa 3 penghargaan untuk kategori "Duo/Grup Pop Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Arjuna") serta "Cover album terbaik.
Di tengah kesuksesan yang diraihnya, Dewa tersandung masalah pelanggaran hak cipta. Lagu berjudul "Arjuna Mencari Cinta" digugat oleh Yudhistira ANM Massardi, selaku penulis novel dengan judul yang sama. Dewa dianggap menciplak judul novel "Arjuna Mencari Cinta" tanpa konfirmasi dengan si penulis. Meskipun awalnya sempat bersikukuh tidak bersalah, Dewa akhirnya bersedia berdamai dengan mengganti judul lagunya menjadi "Arjuna".

Pada tahun yang sama, Dewa merekam lagu berjudul "Juara Sejati" untuk menjadi theme song resmi Piala Dunia 2002 di Indonesia, yang disiarkan oleh RCTI. Meskipun awalnya bukan untuk tujuan komersil, lagu ini kemudian dirilis dalam kompilasi bertajuk NU Rock.
Pada tanggal 1 Juli 2002, Erwin Prasetya kembali dikeluarkan dari Dewa oleh pihak manajemen untuk selama-lamanya. Ia kemudian digantikan oleh Yuke Sampurna, yang merupakan mantan basist The Groove.

Dewa menggelar tur bertajuk "Atas Nama Cinta" di 25 kota di Indonesia, yang dibuka dengan konser di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, 18 Februari 2003. Dalam tur ini, Dewa juga mengikutsertakan Ari Lasso, mantan vokalis Dewa. Pada awal tahun 2004, Dewa merilis album live dobel Atas Nama Cinta yang merupakan rekaman konser saat tur Atas Nama Cinta, menampilkan lagu-lagu hits Dewa sejak tahun 1992 dalam versi konser. Dewa juga merilis ulang The Best Of Dewa 19 dalam bentuk DVD berisi Kelahiran & Perjalanan Dewa 19 serta 10 video klip, ditambah 1 CD audio dan 1 buku sejarah dan perjalanan Dewa 19. Sejak dirilis di tahun 1999, album The Best of Dewa 19 sendiri telah terjual hampir 1 juta keping.
Pada tahun 2004, Dewa kembali melakukan tur di 30 kota yang disponsori Yamaha bertajuk "Yamaha Dewa Tour 2004 - Selalu Terdepan". Selepas melakukan tur, bertempat di Avenue, Sari Pan Pacific Hotel, Dewa resmi merilis album kedelapannya yang berjudul Laskar Cinta pada tanggal 22 November 2004. Di album ini Dewa menyuguhkan musik rock yang lebih keras serta penggunaan musik sampling. Album ini melejitkan hits berjudul "Pangeran Cinta", "Satu" dan "Cinta Gila". Nama Dewa kemudian dikembalikan lagi menjadi "Dewa 19".

Masalah kembali menimpa Dewa 19, kali ini dengan Front Pembela Islam (FPI) menyangkut sampul album Laskar Cinta yang memuat logo seperti kaligrafi Allah. Perseteruan ini sempat berbuntut pada pelaporan Dewa 19 ke polisi oleh FPI. Setelah saling melempar komentar-komentar panas di media, akhirnya pada tanggal 27 April 2005, Dewa 19 dan pengacaranya Habib Umar Husein SH menggelar jumpa pers, untuk mengumumkan itikad mau merubah logo dalam sampul album "Laskar Cinta". Perubahan logo ini dilakukan oleh Tepan Cobain dari tim kreatif Dewa dengan berkonsultasi pada ahli kaligrafi Al Qur'an, Didin Sirajuddin AR. Menyangkut perubahan logo, Dewa 19 juga mencetak ulang cover album Laskar Cinta. Dalam cetak ulang cover album itu, selain ada perubahan logo, juga ada perubahan di gambar personel Dewa yang sebelumnya terlihat memakai tato dihilangkan, sesuai saran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sepanjang tahun 2003 hingga 2005, Dewa telah beberapa kali di undang untuk mengadakan konser di kancah internasional. Pada tanggal 13-15 Agustus 2003, Dewa mengadakan 2 buah konser di Jepang, masing-masing di Tokyo dan Nagoya. Pada tahun 2004, Dewa mengadakan konser di Korea Selatan, lalu kemudian ke Amerika Serikat untuk menggelar konser di Boston, Houston, San Fransisco dan Seattle. Pada tanggal 7 Mei 2004 Dewa juga mendapat undangan untuk mengadakan konser di Timor Leste dalam rangka Hari Kemerdekaan negara tersebut. Pada tanggal 15 Mei 2004, konser Dewa 19 digelar di Municipal Stadium, Dili dan disambut oleh 50.000 penonton.Angka tersebut merupakan jumlah penonton terbesar Dewa selama manggung di luar negeri. Keesokan harinya, saat hendak kemballi ke Indonesia, personil Dewa didatangi oleh presiden Xanana Gusmao di koridor Aeroporto Internacional Presidente Nicolau Lobato.Pada Maret 2005, Dewa menggelar konser di kota Sydney dan Melbourne, Australia. Dewa 19 juga mengadakan konser di Singapura seusai menerima penghargaan khas dari Anugerah Planet Muzik 2005 sebagai "The Most Genius Band".

Dewa mulai serius menjajaki pasar internasional dengan ditanda tanganinya kontrak untuk 3 album dengan EMI Music International Hong Kong yang berlaku per 1 Januari 2006. Dewa 19 kemudian mengeluarkan album bertajuk Republik Cinta pada awal tahun 2006 dalam 2 versi, yakni untuk pasar Indonesia dan pasar internasional. Sebelum merilis album ini, pada tanggal 12 Desember 2005, Dewa dan EMI telah melempar singel berjudul "Laskar Cinta" di 150 radio di Indonesia."Laskar Cinta" sendiri mengangkat isu terorisme dan kekerasan. terinspirasi oleh perseteruan Dewa dengan FPI beberapa waktu sebelumnya. Tulisan KH Abdurrahman Wahid di The New York Times, koran terkemuka di Amerika Serikat, telah mengantarkan nama Dewa 19 ke negara tersebut. Dewa mendapatkan penghargaan LibForAll Award di Amerika Serikat atas lagu "Warriors of Love" (versi bahasa Inggris "Laskar Cinta") yang dinilai menyerukan perdamaian dan toleransi beragama. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh CEO LibForAll Foundation, Holland Taylor, di New York, Amerika Serikat.

Dewa 19 menghabiskan biaya lebih dari setengah milyar untuk menggarap 11 video klip di album ini. Dewa 19 kemudian merilis VCD dan DVD Karaoke dari album Republik Cinta. Dewa juga membuat video klip "I Want to Break Free" untuk keperluan internasional. Video dari lagu milik band legendaris Queen ini juga diputar oleh jaringan Hard Rock Cafe di seluruh dunia, guna memperlebar kesempatan Dewa dikenal dunia. Meskipun karier internasional mereka tidak kunjung terwujud, album Republik Cinta berhasil membuahkan penghargaan di AMI Awards 2006. Dewa 19 berhasil meraih penghargaan "Grup Rock Terbaik" dan "Album Terbaik".Tidak hanya itu, vokalis Dewa, Once juga meraih penghargaan sebagai "Penyanyi Solo Pria Terbaik" melalui proyek solonya. Album Republik Cinta sendiri terjual sebanyak 450 ribu keping selama 3,5 minggu.Pada bulan Maret 2006, album ini juga meraih sertifikat platinum di Malaysia.Pada tahun ini, Dewa juga dinobatkan sebagai "Duta Surabaya" atas kesuksesan dan prestasi mereka sebagai grup musik yang berasal dari Surabaya.

Pada tahun 2007, Dewa merilis album berjudul Kerajaan Cinta. Album ini memuat 2 buah lagu baru yaitu "Dewi" dan "Mati Aku Mati", sementara selebihnya merupakan lagu-lagu di album Republik Cinta dan lagu-lagu lama Dewa yang diremix atau direkam ulang. Lagu "Mati Aku Mati" diangkat untuk menjadi soundtrack film arahan Hanung Bramantyo, Kamulah Satu-Satunya, yang dibintangi oleh Nirina Zubir. Filmnya sendiri bercerita tentang pengorbanan dan kenekatan seorang penggemar fanatik Dewa 19. Pada tahun ini, Dewa 19 kembali harus kehilangan salah seorang personelnya, Tyo Nugros. Tyo keluar setelah sebelumnya ia sempat vakum dari kegiatan Dewa akibat menderita sakit pada kakinya yang mengharuskannya tidak bisa main drum untuk jangka waktu lama. Posisi drummer kemudian diberikan kepada Agung Yudha.

Dewa 19 menggelar konser besar-besaran di lima kota di Malaysia, yaitu: Kota Kinabalu, Kuching, Johor Bahru, Penang dan Kuala Lumpur selama bulan Desember 2007. Dewa kemudian melakukan konser di Stadion Negara, Kuala Lumpur. Dewa 19 mencetak sejarah musik di Malaysia dimana sebuah grup musik melakukan konser di lima kota besar di Malaysia dalam sebulan. Pada konser ini Dewa 19 menggandeng sejumlah penyanyi papan atas Malaysia di antaranya Ella dan Sheila Majid.Dewa juga membuatkan lagu khusus penggemarnya di Malaysia berjudul "Cintaku Tertinggal di Malaysia". Selain itu, Dewa 19 terpilih menjadi ikon dari Celcom Bhd, salah satu perusahaan telekomunikasi raksasa Malaysia.
Pada tahun 2008, Dewa 19 masuk ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone. Dewa diakui sebagai salah satu legenda atau ikon terbesar dalam sejarah musik populer Indonesia.Setelah cukup lama vakum, Dewa merilis singel berjudul "Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia". Singel ini dimuat dalam alum kompilasi The Best Of Republik Cinta Artists Vol. 1. Pengerjaan album kesempuluh Dewa mengalami kesulitan akibat masing-masing personel sibuk dengan karier solonya. Pada tahun 2009, Dewa 19 kembali merilis sebuah singel berjudul "Bukan Cinta Manusia Biasa" ciptaan Bebi Romeo.

Sejak merilis albumnya yang terakhir Kerajaan Cinta di tahun 2007, para personel Dewa 19 mulai berkonsentrasi pada proyek solonya masing-masing. Andra Ramadhan membentuk grup band Andra & The Backbone pada tahun 2006, bersama Stevie Item dan Dedy Lisan. Album pertama grup ini dirilis di tahun 2007, dengan melejitkan sejumlah hit seperti “Musnah” dan “Sempurna”.[ Pada tahun 2007, Ahmad Dhani mulai mengembangkan manajemen Dewa 19 menjadi Republik Cinta Management. Melalui manajemen ini, Dhani berhasil melahirkan beberapa artis terkenal, diantaranya Dewi Dewi, Mulan Jameela, dan The Virgin. Dhani kemudian juga membentuk grup musik The Rock dan menjadi vokalisnya. Vokalis Dewa 19, Elfonda Mekel, juga mengembangkan kariernya sebagai penyanyi solo dengan merekam singel untuk soundtrack film Dealova di tahun 2005, kemudian disusul singel “Ku Cinta Kau Apa Adanya” di tahun 2007. Pada tahun 2009, Yuke Sampurna menyusul rekan-rekannya dengan membentuk grup band Number One dan The Chemistry.


PERSONIL
MANTAN PERSONIL

Album studio

Album kompilasi


Album live


situs resmi www.dewa19.com

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Dewa_19

Monday, 14 June 2010

The Misfits

The Misfits adalah sebuah band horror punk yang terbentuk pada tahun 1977 di kota Lodi, New Jersey, dan dibentuk oleh vokalis band itu Glenn Danzig (mempunyai nama asli Glenn Anzalone). Anggota kedua dari band tersebut adalah Jerry Only (nama asli Gerald Caiafa).

Glenn sangat terobsesi pada Marilyn Monroe, dan mengambil nama band-nya itu dari film terakhir Marilyn Monroe, ‘The Misfits’. Lirik-lirik dan gambar-gambar awal band itu memfokuskan pada retro fiksi ilmiah, film horror dan film-film porno.

The Misfits terdahulu lagu-lagunya lebih sering terdengar sangat melodius, dengan nyanyian dari Glenn Danzig yang mempunyai suara tenor seperti Mario Lanza dari penyanyi opera Italia. Lagu-lagu awal The Misfits cenderung mudah didengar, reff yang sing-along dan diberi sentuhan dari keyboard Glenn Danzig yang terdistorsi. Lagu ‘Last Caress’ (lagu yang sangat aneh untuk tahun itu) dianggap sebagai sebuah lagu original dari The Misfits, dengan instrumen yang hingar-bingar dan suara Danzig yang melodius, yang diyakini sebagai perpaduan antara Frank Sinatra dan Sex Pistols.

Dengan beredarnya album awal dari The Misfits; ‘Earth A.D.’, mereka telah berkembang menjadi sebuah band hardcore punk, dimana suara vokal yang tegas dari Glenn Danzig bergabung dengan suara cabikan gitar, bass, dan dentuman drum.

Sangat penting bahwa The Misfits awal adalah sebagai band dari campuran New Jersey dan Italia yang mengadaptasi punk dengan cara yang aneh, diluar dari tradisi band-band punk sebelumnya. Danzig tinggal dengan ibunya di Lodi yang sangat mendukung di awal karier The Misfits, Jerry dan Doyle Caiafa mencari uang untuk band tersebut dengan bekerja penuh waktu pada suatu perkebunan keluarga, dan lalu menemukan pekerjaan lagi di perusahaan pisau Vernon Township (yang juga mempekerjakan anggota The Misfits berikutnya Robo, dari Colombia). The Misfits sering bergabung dengan komunitas band-band punk New Jersey lainnya, menciptakan scene lokal kecil sendiri, saat menunggu tour di New York dan melanjutkannya keseluruh negara bagian Amerika, sebagai bentuk terima kasih atas respon pendengar setia mereka, yang lantas diberi nama ‘Fiend Club’.

Misfits awal bubar pada tahun 1983, setelah mengeluarkan beberapa singel 7” dan album pada 12”, yang mana semuanya mereka kerjakan dengan cara kerja DIY, dan diedarkan dengan cara menjualnya sendiri, rekaman-rekaman tersebut sangat terbatas, dan kini menjadi incaran para kolektor.

The Misfits sering berdandan dengan cara yang mengerikan saat pertunjukkannya berlangsung, dan basisnya, Jerry Only, menemukan sebuah gaya rambut yang disebut devilock yang mana sering dipakai sampai sekarang.

Sejarah The Misfits
Pada Januari tahun 1977, setelah beberapa garage band biasanya membawakan lagu-lagu dari Black Sabbath, seorang Glenn Danzig yang berumur 21 tahun berpikir bahwa inilah saat yang tepat untuk membentuk sesuatu yang serius dan original. Sebagai penghormatan terhadap Marilyn Monroe, dia menamakan proyek musikalnya dengan judul dari film terkhir Marilyn Monroe, The Misfits. Berminggu-minggu Glenn menulis lagu dan latihan bersama teman-teman band lamanya, sambil mencari anggota yang tepat untuk menghidupkan cita-citanya. Anggota The Misfits yang pertama terdiri dari Jimmy Battle pada gitar, anggota band lamanya Manny Martinez pada drum, Diane DiPiaza pada bass, dan Glenn Danzig sendiri pada elektrik piano dan vokal. Entah bagaimana, sekitar setelah satu bulan mereka berlatih, Jimmy dan Diane meninggalkan band itu. Dengan kebutuhan akan anggota band baru, Manny menganjurkan temannya, Jerry Caiafa dicoba terlebih dahulu untuk mengisi posisi basis. Seorang pemain football yang sangat terkenal di sekolahan tingkat atas kota Lodi, Jerry, yang baru saja menerima hadiah natal sebuah gitar bass dan dia baru belajar memainkannya selama dua bulan. Walaupun talenta Jerry dalam memainkan bass tidak terlalu bagus, Glenn menerima dia menjadi anggota band, dan mengajarkannya cara bagaimana memainkan bass. Setelah tiga bulan berlatih, tiga orang itu merekam lagu pertamanya yang diberi judul ‘Cough/Cool’. Lagu tersebut berisi dua track suara keyboard yang sama sekali berbeda dengan musik The Misfits yang sekarang diketahui. Judul lagu tersebut sangatlah muram dan puitis, dan mengingatkan kita pada lagu-lagu dari The Doors. Mereka mengeluarkan lagu itu melalui record label mereka sendiri yang mereka beri nama Blank Records.

Selama beberapa bulan Glenn, Manny dan Jerry (yang nama panggungnya Jerry Only) bermain di beberapa pertunjukkan (pertunjukkan kedua mereka di lakukan di CBGB, New York City) dan mereka melanjutkan berlatih untuk menemukan sound orijinal mereka yang bergaya art rock dan hampir bertemu dengan fusion.

Oktober 1977, band-band punk dari Inggris, seperti The Damned dan band punk dari New York, The Ramones, memberi pengaruh yang sangat besar terhadap musik The Misfits. Mereka memutuskan untuk membawa musik mereka lebih menjurus kepada punk dengan menambahkan seorang gitaris, Franche Coma, dan menghilangkan suara keyboard, dan menjadikan Glenn Danzig seorang frontman band punk yang sangat antik. Lagu-lagu mereka dalam album ‘Static Age’ adalah suara yang paling melodius, singkat tapi powerful daripada suara-suara dari band-band punk pada saat itu. Mereka tak lagi mengangkat tema-tema film porno dalam lirik mereka untuk beberapa tahun kedepan semenjak itu, dan lirik mereka menjadi lebih menjurus kepada penggambaran dari dari efek-efek acara televisi, ketidakpercayaan akan penguasa, dan daya tarik dari sex dan kekerasan. Pada akhir tahun 1977 Glenn dan Jerry merasa bahwa Manny tidak bisa lagi diajak untuk bekerjasama, dan meminta dia untuk meninggalkan The Misfits. Posisi pada drum digantikan oleh Jim Catania, atau sering disebut “Mr. Jim”, yang mana pernah bermain dengan Glenn dalam band sebelum The Misfits.

Setelah itu The Misfits mendapatkan gebrakan pertamanya. Mercury Records mengajak Blank Records sebagai cabang dari divisinya, namun Glenn Danzig telah selangkah lebih maju dalam hal bisnis dan telah mematenkan nama Blank Records itu sendiri. Walau begitu Mercury Records menghubungi Glenn dan menawarkannya 30 jam gratis untuk merekam lagu di studio profesional, untuk bertukar dengan kepenguasaan penuh atas nama Blank Records. Glenn menerima tawaran tersebut, dan pada Januari 1978, The Misfits pergi ke New York untuk merekam full album pertama mereka di studio profesional.

Tujuh belas lagu telah terekam, dengan menghadirkan kombinasi yang unik dari suara-suara art rock awal dengan musik yang menjurus kepada punk yang mana telah mereka biasa mainkan. Setelah album itu berhasil dibuat, The Misfits menawarkannya ke berbagai records label, namun tak ada satupun yang tertarik uantuk mengeluarkan album mereka. Album itu terbengkalai dan tetap tak dikeluarkan sampai pada tahun 1995, dimana akhirnya dikeluarkan sebagai album CD ‘Static Age’. Dengan tak adanya yang tertarik dengan material album mereka, The Misfits memutuskan untuk mengambil 4 lagu dari materi album itu dan mengeluarkannya sendiri sebagai EP. Pada bulan Juni tahun 1978, ‘Bullet’ EP. dikeluarkan dengan record label mereka yang baru, Plan 9, yang mana Glenn Danzig mengambil nama tersebut dari film Ed Wood ‘Plan 9 From Outer Space’.

Pada saat ini Glenn dan Jerry memutuskan mereka ingin membawa imej band ini pada tema yang lebih menjurus kepada film horror. Glenn mulai menulis lirik-lirik lagu yang terinspirasi dari film horror murahan dan film-film science fiction. Keduanya mulai mengambil gaya penampilan mereka dengan tampilan yang lebih menuju kepada gaya-gaya hantu, Jerry menggunakan make-up gelap disekeliling matanya dan Glenn menggambar lukisan tulang pada pakaiannya. The Misfits mulai bermain lagi lebih sering dan memulai tour kecilnya untuk mempromosikan ‘Bullet’ EP. Pada Oktober 1978, saat mengadakan tour kecil di Kanada, Franche Coma memutuskan untuk tak dapat lagi melakukan perjalanan tersebut dan keluar dari band, bahkan sebelum tour itu terselesaikan sepenuhnya. Seorang gitaris, Rick Riley, menggantikan sementara kekosongan gitaris untuk sisa tour yang belum beres itu. Mr. Jim tak menemukan kesamaan dari imej band yang menjurus kepada film horror tersebut, dan dia memutuskan untuk meninggalkan band tersebut setelah tour selesai.

Dalam dua bulan, Glenn dan Jerry merekrut dua anggota band baru, Joey Image sebagai drummer, dan Bobby Steele untuk mengisi gitar. Pada saat ini, Jerry mulai melakukan gaya rambutnya yang mana menjadi gaya rambut resmi dari The Misfits, yang dinamai devilock. Pada bulan Desember 1978, setelah kurang dari dua bulan, The Misfits dengan anggota-anggota baru mulai mengadakan pertunjukkan lagi. Selama tahun 1979, mengembangkan lebih jauh elemen horrornya dari segi musik dan segi penampilan, menciptakan genre musik baru yang mulai dikenal sebagai Horror punk. Glenn dan Jerry mengambil sebuah maskot bergambar tengkorak dari sebuah poster tua serial TV di tahun 1946, ‘The Crimson Ghost’ untuk The Misfits. The Misfits mengeluarkan lagi dua rilisan dari label mereka sendiri Plan 9, ‘Horror Business’ EP. dan sebuah lagu ‘Night of the Living Dead’ yang mendapat respon cukup bagus. Mereka mulai mendirikan basis penggemar yang kecil namun loyal dan memutuskan untuk memulai sebuah klub penggemar band mereka yang mereka sebut Fiend Club. Glenn Danzig mengatur Fiend Club tersebut dari ruangan bawah tanah di rumah ibunya, dimana dia mulai membuat kaos-kaos The Misfits, mengedarkan rekaman-rekaman The Misfits, mengeluarkan katalog merchandise The Misfits, buku-buku panduan acara, dan membalas surat-surat dari para penggemar The Misfits, hal tersebut membuat The Misfits benar-benar menjalankan bandnya dengan cara kerja DIY.

Dengan popularitas mereka yang lambat laun mulai menaik, banyak orang yang mulai menyadari bahwa The Misfits adalah band Amerika yang bisa menyamai band punk dari Inggris, The Damned, yang mana frontman dari The Damned, Dave Vanian, mengambil gaya dari vampir klasik dan bernyanyi dengan suara yang menggelegar dan kuat. Pada 26 Juni 1979, The Misfits membuka pertunjukkan The Damned di New York. Sebelum acara itu berlangsung, Jerry berbicara dengan Dave Vanian tentang kemungkinan The Misfits bisa melakukan tour di Inggris bersama The Damned.

Pada bulan November 1979, The Misfits terbang ke Inggris untuk melakukan tour dengan The Damned. Bagaimanapun juga sebenarnya Dave Vanian tak menganggap Jerry terlalu serius dan dia dikejutkan dengan kehadiran Jerry di depan pintu rumah Dave Vanian. Daripada mengecewakan The Misfits, Dave mencoba dengan segala kemampuannya agar The Misfits dapat mengambil bagian dalam tour The Damned. Namun The Misfits tidak terlalu suka dengan keadaan itu. Setelah hanya bermain dalam dua buah pertunjukkan, The Misfits tak lagi ambil bagian dalam tour tersebut. Mereka hanya dapat kembali ke Amerika di akhir bulan Desember, dengan begitu The Misfits terpaksa menghabiskan waktu di Inggris. Jerry menghabiskan sebagian besar waktunya dengan ibu dari Sid Vicious, yang mana telah menjadi temannya setelah kematian Sid. Pada 2 Desember, Glenn dan Bobby pergi untuk melihat sebuah pertunjukkan di London, dimana disana mereka diserang oleh para skinhead saat mengantri untuk memasuki gedung pertunjukkan. Glenn memecahkan kaca dan menggunakannya untuk menyerang balik para skinhead itu, sedangkan Bobby lari untuk meminta pertolongan. Setelah polisi berdatangan, entah bagaimana, Bobby dan Glenn ditahan dengan tuduhan ‘kelakuan tindakan mengancam’. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Revolver di tahun 2005, Glenn menjelaskan detailnya tentang kejadian tersebut. Dia menyatakan bahwa polisi menemukan sebuah pisau miliknya dan menuduhnya sebagai “The Ripper” yang mana pada saat itu sering terjadi pembunuhan di daerah tersebut. Para polisi mulai memukulinya dan Glenn membalas balik. Dia menyatakan dia menyebabkan kerusakan pada beberapa properti polisi sebelum akhirnya polisi dapat meringkusnya. Glenn dan Bobby lalu menghabiskan dua malam di sebuah penjara Brixton, sebuah distrik London, pada saat itu Glenn menulis lirik yang lalu menjadi lagu The Misfits ‘London Dungeon’.

Setelah kegagalan dalam tour di Eropa, Joey Image memutuskan untuk keluar dari band, dan lalu membentuk sebuah band bernama The Mary Tyler Whores. Setelah kembalinya ke Amerika, The Misfits mengeluarkan ‘Beware EP’ dari Plan 9 records dan memutuskan untuk mengambil rehat sebentar untuk memikirkan kembali langkah berikutnya, agar kejadian seperti di Inggris tak terjadi lagi. Setelah beristirahat selama 4 bulan, Arthur Googy direkrut sebagai drummer baru. Pada saat itu adik Jerry; Doyle, yang merupakan penggemar besar dari The Misfits, baru mulai belajar bermain gitar dengan bantuan dari Glenn Danzig dan Jerry. The Misfits mulai melakukan persiapan untuk membuat full album, yang rencana mereka akan dikeluarkan melalui Plan 9 record. Pada Agustus 1980, mereka masuk ke studio dan merekam dua belas lagu. Jerry lalu mulai membujuk Glenn bahwa Doyle akan lebih baik bagi band daripada Bobby Steele. Doyle lalu mulai latihan bersama The Misfits dan bahkan masuk studio untuk merekam track gitarnya sendiri untuk kedua belas lagu The Misfits yang telah mereka rekam sebelumnya. Bobby Steele mengatakan bahwa pada saat itu Jerry dengan sengaja mengabaikan dia dengan tidak memberi tahu jadwal latihan, hanya agar supaya Bobby kelihatan buruk. Namun Jerry tidak mengakui tuduhan itu. Akhirnya pada bulan Oktober 1980, sesaat sebelum pertunjukkan tahunan band saat Halloween, Jerry memberitahukan kepada Bobby bahwa posisinya telah digantikan oleh Doyle, yang pada saat itu berumur 16 tahun. Beberapa bulan setelah itu Bobby Steele membentuk sebuah band punk yang diberi nama The Undead. Pada pertunjukkan Halloween 1980 itu banyak orang mempercayai bahwa itulah awal dari semua popularitas anggota klasik The Misfits.

Setelah hanya bermain dalam beberapa pertunjukkan dengan anggota barunya, The Misfits mengambil waktu istirahat selama 6 bulan. Selama saat rehat ini mereka memilih tiga lagu dari kedua belas lagu yang telah mereka rekam sebelumnya dan mengeluarkan ‘3 Hits From Hell’ EP. (Pada tahun 2002, Caroline Records merencanakan untuk mengeluarkan keseluruhan lagu tersebut dalam sebuah album yang akan mereka beri judul ‘12 Hits From Hell’, namun pengeluaran album itu tidak jadi karena permintaan Jerry dan Glenn Danzig sendiri). Selama tahun 1981, The Misfits masuk lagi ke studio rekaman untuk merekam lagu-lagu mereka yang kemudian akan dikeluarkan sebagai sebuah album, yang mereka rencanakan akan diberi judul ‘Walk Among Us’. Walaupun mereka telah merencanakan untuk mengeluarkan album tersebut melalui record label mereka sendiri, Plan 9, mereka mendapatkan tawaran diluar perkiraan mereka dari Slash Records untuk mengeluarkan album mereka melalui label tersebut. The Misfits menerima tawaran itu dan memutuskan untuk mengerjakan kembali rekaman mereka sebelum Slash Records mengeluarkan album mereka. Pada Halloween 1981, The Misfits mengeluarkan sebuah single ‘Halloween’ melalui Plan 9 record, yang berisi dari 2 lagu tambahan dari full album mereka yang telah mereka rekam pada musim panas sebelumnya.

Pada tahun 1981, Glenn Danzig menulis sebuah lagu berjudul ‘Archangel’ untuk berduet dengan vokalis dari The Damned, Dave Vanian. Namun, dengan tak adanya persamaan jadwal kosong, Dave Vanian tak pernah jadi merekam suaranya dan bernyanyi untuk The Misfits, sampai pada tahun 1983 Glenn memutuskan untuk merekam lagu tersebut untuk band Glenn Danzig berikutnya setelah The Misfits.

Pada bulan Maret 1982, Ruby/Slash Records mengeluarkan album pertama The Misfits ‘Walk Among Us’ dan dijual secara massal kepada orang banyak. Album ‘Walk Among Us’ selanjutnya dipercayai oleh sebagian banyak penggemar The Misfits adalah album yang paling penting dalam sejarah The Misfits, juga salah satu album punk terbaik sepanjang masa. The Misfits mulai melakukan pertunjukkan lagi setelah satu tahun beredarnya album tersebut. Mereka mulai menjadi terkenal akan pertunjukannya yang menyeleneh dan mengerikan. Doyle adalah seorang pecinta olah raga seperti kakaknya, dan menyatukan bentuk tubuh kekarnya dengan penampilan yang seperti hantu, dia menjadikan dirinya seperti seorang tukang kayu yang telah mati. Diantara kedua saudara berpenampilan hantu itu ada Glenn Danzig yang bernyanyi dengan cara yang tidak wajar dan berlari-lari menghancurkan dekorasi panggung atau merangkak mengitari panggung, bahkan sering melayangkan pukulan kepada penonton terdekat dan menerima pukulan kembali dari para penonton. Walau tubuh Glenn Danzig kecil, dan tangginya kira-kira 5’5” atau 5’6”, namun dia menyukai keributan, menikmati ketakutan penonton akan dirinya, dan sering melakukan kekerasan.

Mungkin kekerasan di pertunjukkan The Misfits yang paling terkenal adalah saat pertunjukkan di San Fransisco pada 10 April 1982. pada saat pertunjukkan itu berlangsung beberapa orang penonton mulai melempari kaleng-kaleng bir ke arah panggung. Setelah kepala Doyle hampir kena oleh kaleng bir yang penuh, dia memukul-mukulkan gitarnya kearah kepala penonton, yang lalu menimbulkan kerusuhan yang sangat besar.

Beberapa hari kemudian, pada 15 April, The Misfits berhenti untuk makan di Mc Donalds. Arthur Googy menginginkan dua cheese burger, tapi Glenn bilang padanya bahwa mereka sudah mulai kehabisan uang dan yang dia dapatkan hanya satu cheese burger. Ketegangan mulai memuncak, dan kedua orang itu hampir saja beradu fisik. Arthur meninggalkan band itu dan The Misfits harus membatalkan rencananya untuk merekam EP mereka selanjutnya, yang akan mereka beri judul ‘Earth A.D.’ Dengan kebutuhan akan drummer, mereka menawarkan posisi tersebut kepada teman sekelas Doyle, Eerie Von, yang mana telah menjadi fotographer untuk The Misfits. Eerie langsung menolak tawaran itu karena dia telah punya komitmen untuk bermain drum dengan salah satu band lokal Rosemarie’s Babies. Vokalis Black Flag, Henry Rollins, yang telah berteman dengan The Misfits selama tour di pantai barat New York, memberitahukan mantan drummer Black Flag, Robo, bahwa The Misfits membutuhkan seorang drummer. Pada bulan Juli 1982, Robo bergabung dengan The Misfits.

Doyle telah menyelesaikan sekolah kelas atasnya dan mulai bekerja penuh waktu di toko mesin bapaknya dengan Jerry. Mereka menggunakan pendapatannya untuk membeli peralatan baru (karena mereka cenderung menghancurkan alatnya di setiap pertunjukkan), mendanai tour The Misfits, menyewa studio rekaman, dan mendanai proses pembuatan album. Saat mereka mencari dana untuk kemajuan band, Glenn mengurusi perkumpulan penggemarnya, Fiend Club, dan membuat lagu-lagu baru untuk The Misfits. Pemberitaan yang salah adalah tentang Glenn Danzig yang hanya bernyanyi dan menulis lirik untuk The Misfits. Sebenarnya Glenn adalah seorang musisi yang menguasai berbagai instrumen dan dapat menciptakan lagu dan lirik oleh dia sendiri, dan lalu dia mengajarkan musiknya kepada anggota band lainnya saat latihan, disitulah pematangan dari lagu-lagu yang dia ciptakan. Tempat latihan biasanya dilakukan di garasi Jerry, yang biasanya mereka sebut ‘The Pit’. Glenn biasanya sangat terganggu apabila orang mengasumsikan dia hanya bernyanyi untuk The Misfits, dan tidak menganggapnya sebagai kekuatan kreatif dari band tersebut. Untuk menghilangkan asumsi tersebut di masa yang akan datang, Glenn memutuskan memberi nama untuk band proyekan dia selanjutnya ‘Glenn Danzig’ atau mudahnya Danzig.

Pada bulan September tahun 1982, The Misfits disibukkan dengan tour yang berskala besar dengan teman-teman mereka, The Necros menjadi band pembuka bagi tour mereka. Pada saat tour tersebut The Misfits berhenti di sebuah studio hanya untuk merekam instrumen mereka untuk ‘Earth A.D.’ EP, sedangkan Glenn tertidur. Pada 17 Oktober, band tersebut ditangkap di New Orleans dengan tuduhan pencurian makam, dimana pada saat itu sedang maraknya pencarian makam dari pelaku voodoo Marie Laveau. The Misfits menyangkal tuduhan tersebut dan seorang saksi dengan tegas mengatakan mereka bahkan tidak memasuki gerbang pemakaman tersebut. Band itu membayar uang tebusan sendiri untuk keluar dari penjara dan melewatkan pengadilan untuk meneruskan tour mereka dengan melakukan pertunjukkan di Florida. Setelah kembali dari rangkaian tour itu, The Misfits mengeluarkan sebuah album dari materi live mereka yang diberi judul ‘Evilive’.

Dalam saat ini ketidakpuasan Glenn akan The Misfits jadi semakin meningkat. Dia berpikir bahwa pasangan anggota bandnya itu masih kurang untuk membawa pandangan akan musik yang Glenn inginkan jadi kenyataan, dan dia berpikir bahwa mereka terlalu menghambur-hamburkan uangnya dengan menghancurkan instrumennya sendiri secara terus-menerus. Dia juga tidak senang dengan musik dari album ‘Earth A.D.’ yang kotor dan lebih menjurus pada speed metal. Dia mulai menulis beberapa lagu untuk sebuah band proyekan lainnya, Danzig, tapi dia lalu merubah namanya menjadi Samhain, setelah adanya inkarnasi kuno dari kebudayaan Halloween.

Pada Juli 1983, The Misfits masuk studio untuk membereskan lagu-lagu pada ‘Earth A.D.’ Mereka memutuskan untuk merekam dan menambahkan dua lagu baru mereka pada album tersebut, dengan hal itu kesemuanya menjadi lebih dekat kepada full album yang lebih baik dari The Misfits. Namun Glenn Danzig memutuskan untuk merekam 2 lagu yang dia buat untuk Samhain, ‘Bloodfeast’ dan ‘Death Comes Ripping’. Hasil akhirnya album tersebut diberi judul ‘Earth A.D./Wolfs Blood’, sebuah rekaman yang pas dimana hardcore dan punk rock bertemu, yang mana pula tak ada satupun dari anggota band tersebut yang puas akan hasil dari album itu. Pada bulan Agustus, setelah serangkaian adu mulut dengan Glenn Danzig, Robo memutuskan untuk meninggalkan band itu. Glenn Danzig lebih jauhnya jadi tak punya semangat lagi akan The Misfits dan mulai mengaudisi beberapa musisi untuk mendampinginya dalam proyek band baru yang akan segera dia bentuk.

29 Oktober 1983, The Misfits bermain di acara Halloween tahunan di kota Detroit, Michigan. Glenn telah memilih Brian Damage untuk menjadi drummer The Misfits yang baru. Namun Brian sudah terlalu mabuk sebelum acara dimulai dan mengacaukan pertunjukkan lagu-lagu dari The Misfits. Setelah beberapa lagu The Misfits yang kacau Doyle menggiring paksa Brian agar turun dari panggung dan meninggalkan drum setnya, drummer dari The Necros menggantikannya untuk beberapa lagu terakhir yang The Misfits bawakan di pertunjukkan itu. Para anggota band terlihat sangat kesal satu sama lainnya dan Glenn memberitahukan penonton bahwa pertunjukkan ini akan menjadi pertunjukkan terakhir bagi The Misfits. Keesokan harinya para anggota band pulang tanpa seucap kata antara satu sama lainnya dan pergi meninggalkan band itu untuk kehidupan yang lebih baik.

Setelah berpisahnya The Misfits, Glenn Danzig momfokuskan dirinya pada band barunya, Samhain, yang lebih gelap dan lebih klenik daripada The Misfits. Sementara itu Jerry Only dan adiknya Doyle pindah ke Vernon, New Jersey, dimana mereka kerja penuh waktu di perusahaan mesin milik ayahnya. Pada saat itu Jerry memfokuskan dirinya pada keluarga dan bayi perempuannya, Kathy. Dia menjadi lebih serius mendalami agama Kristen, dan menyesali beberapa bagian yang dia lakukan saat bersama The Misfits. Dia memperhatikan kelanjutan popularitas Glenn Danzig bersama Samhain, sebuah band yang Jerry nilai sebagai band yang berorientasi pada Satanisme dan Anti Kristianisme. Pada tahun 1987, Jerry memutuskan untuk membentuk sebuah band yang bisa melawan jalan gelap yang dipilih oleh Glenn Danzig. Dengan Doyle, Jerry (yang mengganti nama panggungnya dengan ‘Mo the Great’) mulai menulis lagu untuk sebuah band Christian Heavy Metal dengan mengambil imej dari pasukan barbar, yang dia beri nama Kryst The Conqueror. Lalu mereka membentuk 'Doyle Fan Club’ untuk membantu menyebarkan kata-kata tentang band barunya. Selama proses penulisan dan perekaman lagu untuk albumnya, mereka menyatukan instrumen mereka untuk tujuan suara yang lebih menekankan pada gitar dan bass. Setelah semua musik telah terekam, mereka menyewa seorang vokalis, Jeff Scott Soto (yang mana mengisi vokal untuk Yngwie Malmsteen), untuk merekam vokalnya dalam album mereka. Jeff dipaksa untuk tetap tak menyebutkan namanya agar tak terjadi kerancuan dari obligasi album tersebut. Untuk menyembunyikan idebtitasnya Jeff ditulis pada album itu sebagai Kryst. Namun dengan tujuan Jerry itu, Kryst The Conqueror gagal mendapatkan hasil. Album tersebut tak pernah dikeluarkan sepenuhnya dan band itu tak pernah mendapatkan satupun kesempatan melakukan pertunjukkan.

Pada tahun 1987, The Misfits telah mendapatkan status sebagai band yang legendaris, dan band Glenn Danzig, Samhain (yang nantinya ganti nama menjadi ‘Danzig’), bergabung dengan major label. Katalog The Misfits yang dahulu telah dibuat ulang dan merchandisenya terjual dengan laku keras. Dengan adanya hal ini Jerry Only menghubungi Glenn Danzig untuk membicarakan permintaan dari royalti The Misfits, mereka lalu memulai perebutan royalti itu di pengadilan yang berlangsung selama beberapa tahun. Jerry menyadari kalau Glenn Danzig menulis hampir dari semua lagu dan musik dari The Misfits, namun dia juga merasa bahwa dia dan Doyle juga menulis 25% atau bahkan 30% dari keseluruhan musik The Misfits, dan berhak atas kompensasi dari kontribusi yang dia lakukan. Di lain pihak, Glenn Danzig tetap merasa bahwa dia yang menulis semua lagu dan masukan kreatif mereka sangatlah kecil.

Pada akhir tahun 1988 formasi band baru dari band Danzig mengeluarkan album pertama mereka dengan judul Danzig dan tak sampai lima tahun kemudian, pada tahun 1993 Glenn Danzig menjadi sangat terkenal saat video live dari lagu Danzig, ‘Mother’, menjadi hit di MTV, memperkenalkan ribuan penggemar baru dari Danzig pada katalog dahulu dari Samhain dan The Misfits. Pada saat itu juga banyak band-band punk yang sudah lama melakukan tour reuni, yang menghasilkan jutaan dollar. Jerry dan Doyle membicarakan kemungkinan akan adanya tour reuni dari The Misfits kepada Glenn, namun Glenn menolaknya dengan cara menyewa pengawal agar mereka berdua tak dapat lagi mendekatinya. Jerry memutuskan untuk meneruskan pengadilan tentang royalti tersebut, namun akhirnya pada tahun 1995 Jerry dan Glenn dapat menyelesaikan masalah tersebut di luar persidangan, dengan keputusan Jerry berhak untuk memakai nama dan mementaskan kembali The Misfits juga hak atas rekaman-rekaman The Misfits yang terdahulu, walau begitu dia harus berbagi atas royalti dari perdagangan merchandise dari The Misfits dengan Glenn Danzig.

Tak lama setelah itu Jerry dan Doyle lalu membentuk kembali The Misfits, dengan merekrut Michale Graves pada vokal dan Dr. Chud dari Sardonica pada drum. Penampilan baru dari The Misfits (kadang disebut ‘Newfits’, ‘Ressurected Misfits’, atau ‘Misfits 95’) mengeluarkan 2 full album, ‘American Psycho’ dan ‘Famous Monsters’ sebagai koleksi dari jarangnya dan lagu-lagu yang tak diedarkan dari “kelahiran kembali” The Misfits, sampai dimana Michale Graves dan Dr. Chud meninggalkan band tersebut pada 25 Oktober 2000 saat melakukan pertunjukkan di House of Blues di kota Orlando. Doyle lalu mengambil langkah untuk tak lagi turut berperan serta, Jerry mengambil alih posisi vokal sambil memainkan bassnya, dan merekrut seorang veteran punk Dez Cadena dari Black Flag, dan Marky Ramone dari The Ramones untuk melakukan Misfits 25th Anniversary Tour, yang hanya bertahan selama 3 tahun.

Membebaskannya obligasi kontrak The Misfits untuk Universal’s Geffen dan Roadrunner untuk merilisnya, Jerry dan Misfits mempercayai John Cafiero untuk membentuk Misfits Records dan memperkenalkan label baru mereka dengan dua rilisan, album pertama untuk orang Amerika dari Balzac (sebuah band horror punk dari Jepang yang sangat dipengaruhi oleh The Misfits dan Samhain), dan sebuah album The Misfits baru yang menampilkan lagu-lagu rock klasik tahun 50an, ‘Project 1950’. Album tersebut tak hanya menampilkan anggota The Misfits, Only, Cadena, and Ramone, tapi ada juga penampilan dari penyanyi pop tahun 60an Ronnie Spector dan keyboardist dari Blondie, Jimmy Destri.

Sementara itu Michale Graves dan Dr. Chud telah membentuk band sendiri, yang sempat mengeluarkan sebuah album sebelum bubar di tahun 2004. Michale Graves bernyanyi untuk Gotham Road. Pada saat ini Graves memulai proyek solonya, Michale Graves, dan dia adalah salah seorang dari portal situs www.consevativepunk.com. Kini Dr. Chud masih mengejar karier dalam proyek solonya.

Pada tanggal 28 Februari, 1 dan 2 Maret 2005, Glenn Danzig memainkan setengah jam pertunjukkan menyanyikan lagu-lagu klasik dari The Misfits, dengan iringan gitar tak lain dari Doyle. Saat inilah pertama kalinya kedua orang tersebut tampil bersama lagi sejak 20 tahun lamanya, dan pertama kalinya Doyle naik panggung lagi semenjak dia meninggalkan The Misfits. Pertunjukkan ini sempat digosipkan sebagai reunian antara Jerry, Doyle dan Glenn, walaupun Glenn telah berulang kali membuat pernyataan kepada publik bahwa hal itu hanyalah gosip semata. Glenn dan Doyle merencanakan untuk lebih sering mengadakan pertunjukkan bersama, dan Glenn menyatakan bahwa hal tersebut merupakan hal yang paling mendekati dari reuni The Misfits yang sebenarnya.

Akhir-akhir ini Marky Ramone telah meninggalkan keanggotaan The Misfits yang ke-25, dan anggota The Misfits terbaru adalah Robo, mantan anggota The Misfits pada era Glenn Danzig, dan aslinya dari band hardcore punk Black Flag. Tour keseluruh Eropa telah tersepakati dengan anggota baru dari The Misfits ini, dan beberapa tanggal yang telah dipilih untuk melakukan pertunjukkan di Amerika telah diumumkan. Tapi seperti yang terdahulu tour ke Inggris tak bisa dilakukan karena ada masalah dengan visa Robo, dan akhirnya The Misfits tak bisa bermain di acara City Invasion. Namun tour The Misfits di Inggris telah berhasil pada bulan September lalu.

Begitu juga Doyle akan kembali bermain dengan Glenn Danzig untuk tour Blackest of the Black, namun tanggal bermainnya belum ditetapkan.

Pengaruh musik dari The Misfits kini sangat besar pada pergerakan musik punk rock dan musik-musik rock pada umumnya, terkadang mereka menerima pandangan yang merugikan mereka dan kritikan yang tajam. Band Myriad telah mengimitasi gaya dari The Misfits, begitu juga seperti Blitzkid, yang mana band-band tersebut terkenal sebagai band horror punk. Psychobilly mempunyai beragam persamaan dengan horror punk. Berbagai band yang kini naik kepermukaan, walaupun pada beberapa band tak bisa disebut sebagai band horror punk, masih terdengar jelas dan terlihat dari gaya mereka pengaruh dari The Misfits. Band-band ini termasuk yang paling sering terangkat dimedia, band seperti AFI, Tiger Army, Dead Future, American Werewolves, Alkaline Trio, Cradle of Filth, Marilyn Manson, Rob Zombie, Avenged Sevenfold, dan The Murderdolls. Banyak grup musik yang kelihatannya jauh dari The Misfits, namun mereka nyatakan The Misfits adalah pengaruh yang sangat besar bagi mereka, band seperti Metallica dan Guns ‘N Roses.

Band-band lain yang menyanjung The Misfits adalah Slayer, Pantera, NOFX, dan band-band kebanyakan saat ini. Kebanyakan band hardcore, punk, dan emo dari New Jersey, seperti My Chemical Romance dan The Banner, menyatakan The Misfits adalah pengaruh terbesar mereka dalam segala hal. Seorang artis Breakcore dari Winnipeg, Venetian Snares, menyadari bahwa The Misfits mempunyai pengaruh yang teramat besar bagi segala bidang karya seni di zaman sekarang.



Discography (“Original” Misfits)

* Cought/Cool (1977) – single
* Bullet (1978) – EP
* Horror Business (1979) – EP
* Night of the Living Dead (1979) – single
* Beware (1980) – EP
* 3 Hits From Hell (1981) – EP
* Who Killed Marilyn? (1981) – single (walaupun sering disebut sebagai rilisan dari The Misfits, namun ada gosip ini rilisan solo Glenn Danzig)
* Halloween (1981) – single
* Walk Among Us (1982) – album Ruby/Slash Records
* Evilive (1982) – live fan club EP
* Earth A.D./Wolfs Blood (1983) – album
* Die, Die My Darling (1984) – single
* Earth A.D. (1984) – album
* Legacy of Brutality (1985) – album
* Collection I (1986) – album
* Evilive (1987) – live album
* Collection II (1995) – album
* Box Set (1996) – Box Set
* Static Age (1997) – album
* 12 Hits From Hell (2001) – album (promo only, unreleased)

Anggota

* Glenn Danzig – lead vocals (1977 – 1983), keyboards (1977)
* Diane DiPiazza – bass (1977)
* Jerry Only – bass (1977 – 1983)
* Jimmy Battle – guitar (1977)
* Manny Martínez – drums (1977)
* Franché Coma – guitar (1977 – 1978)
* Rick Riley – guitar (1978, not an official member, played for a couple of shows)
* Mr. Jim – drums (1978)
* Bobby Steele – guitar (1978 – 1980)
* Joey Image – drums (1978 – 1979)
* Arthur Googy – drums (1980 – 1982)
* Todd Swalla – drums (1982 / 1983, stand–in)
* ROBO – drums (1982 – 1983)
* Brian Damage – drums (1983)
Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia